Pasca Aksi 212, Inilah Evaluasi dari Habib Rizieq


JAKARTA— Ketua Dewan Penasihat Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF) Habib Muhammad Rizieq Syihab menyampaikan evaluasi Aksi Bela Islam III yang telah dilaksanakan di Monas, Jakarta pada Jumat lalu (2/12/2016).

Dilansir Republika, Senin (5/12/2016), ulama yang biasa dipanggil Habib Rizieq ini memaparkan evaluasi terkait Aksi 212 yang sudah dilaksanakan. Berikut beberapa evaluasi Aksi 212:

Pertama, walau Aksi Bela Islam (ABI) III telah digembosi dengan berbagai cara, dengan bantuan Allah SWT, peserta aksi yang hadir berlipat ganda dibanding aksi sebelumnya. Semua itu adalah pertolongan Allah SWT.

Kedua, saat terjadi penggembosan termasuk melalui perusahaan transportasi, Allah SWT menggerakkan hati hamba-hamba-Nya dari Ciamis untuk berjalan kaki ke Jakarta. Sepanjang jalan, mereka disambut masyarakat dengan air mata haru, makanan, dan aneka bantuan.

“Ini pertolongan Allah SWT. Ini memengaruhi spikilogis umat Islam lain. Dari Bandung, Bogor, Depok ikut jalan kaki. Umat Islam Jakarta pun jalan kaki. Bahkan, ibu-ibu bersedia jalan kaki ke Monas.

Tidak ada kekuatan yang mampu gembosi kekuatan Allah SWT,” tutur Habib Rizieq dalam evaluasi Aksi Bela Islam III di Markaz Syariah, Petamburan yang disiarkan kanal //streaming// Habib Muhammadi Rizieq, Ahad (4/12).

Selain itu, diperkirakan peserta Aksi Bela Islam II pada 4 November dihadiri 3,2 juta orang. Menggunakan GoogleMap, jumlah peserta Aksi Bela Islam III perkiraan dua kali lipatnya.

Menggunakan data pengguna KRL, pada 4 November pengguna KRL meningkat empat kali menjadi tiga juta orang dimana 2,250 juta orang adalah peserta aksi. Itu belum yang menggunakan bus, kendaraan pribadi, taksi, motor dan lain-lain.

“Hitungan itu logis dan ilmiah. Aksi Bela Islam III itu lebih dari dua kali lipat Aksi Bela Islam II dan diprediksi pesertanya mencapai 7,5 juta orang,” kata Habib Rizieq.

Dia mengatakan, tidak ada seorang habib, kiyai, ulama, ormas, atau parpol manapun yang bisa mengsumpulkan orang sebanyak itu untuk satu tujuan. “Itu semua pertolongan Allah SWT,” ujarnya.

Habib Rizieq juga menyampaikan, semua keindahan yang terlihat di Aksi Bela Islam I dan II, persatuan dan kebersamaan umat Islam, pada Aksi Bela Islam III terlihat lebih jelas dan nyata. Pada Aksi Bela Islam II, indahnya persaudaraan hanya pada lokasi aksi, tapi kali ini persaudaraan ini tidak hanya dilokasi aksi.

“Seperti yang saya katakan bagaimana warga sepanjang jalan membantu saudara-saudara dari Ciamis yang berjalan kaki. Artinya, sentuhan itu, masuk ke kampung-kampung. Ini menunjukkan nuansa kebersamaan umat lslam lebih nyata dan benderang,” ungkap Habib Rizieq.

Dikatakannya, aksi yang semula dilarang di Bundaran HI dan harus di Monas, akhirnya justru tetap menjangkau Bundaran HI. Shaf paling belakang di Timur bahkan berujung di sekitar Pasar Senen dekat Cempaka Putih.

Aksi Bela Islam III yang semula diprotes, ditolak, dan digembosi aparat akhirnya malah dibantu aparat. “Allah SWT yang bisa membolak-balikan hati,” kata Habib Rizieq yang disambut takbir hadirin.

Tak hanya itu, lanjut Habib Rizieq, sampai Kamis (1/12), petinggi negara bahkan MUI membujuk Presiden RI untuk shalat Jumat bersama di Monas, tapi Presiden tidak mau.

Sampai Jumat pagi pun, Presiden masih tidak mau hadir dan menghilang dari istana. Tapi jam 10.00 WIB, Presiden kembali ke istana, mengumpulkan beberapa menteri dan menggelar rapat.

Di sana, sebagian menteri dan intelejen bilang tidak usah ikut ke Monas, sementara Wapres memberi pandangan harus hadir.

Habib Rizieq bertasbih dan mengaku, tidak tahu presiden akan hadir. Yang ia tahu, hanya khatib Jumat saat itu adalah Kiyai Ma’ruf Amin. Sampai menjelang Jumat, ia dibisiki, jika Kiyai Ma’ruf berhalangan hadir dan wakilnya Ustaz Yunahan Ilyas pun berhalangan, maka Habib Rizieq yang menggantikan.

Setelah adzan pertama dikumandangkan dan selesai shalat sunnah qobliyah, Habib Rizieq baru mendapat kabar presiden akan datang. Presiden datang mendadak dan panitia tidak diberitahu. Presiden pun datang tepat sebelum khutbah dimulai, jadi isi khutbah bisa didengar Presiden.

“Tidak ada rekayasa manusia, itu pertolongan Allah SWT. Padahal, sehari sebelumnya, dan pagi harinya menolak. Akhirnya siangnya beliau pada posisi tidak menolak lagi. Kalau Allah SWT menyuruh hadir, siapa yang bisa menolak kehendak Allah SWT?,” kata Habib Rizieq.

Dengan pertolongan Allah SWT pula, sejak pagi hingga menjelang shalat Jumat, Allah SWT memberi suasana dan angin sejuk sehingga semua jadi tertib. Mejelang shalat, panitia sempat bingung bagaiman peserta akan wudhu dan berharap peserta tidak batal wudhu sejak pagi.

Saat adzan pertama, Allah SWT menjawab kebingungan itu dengan air dari langit dan peserta tidak hanya bisa wudhu, tapi juga disegarkan badannya dengan air hujan sehingga tidak mengantuk. Tidak ada peserta yang lari dari shaf dan marah karena hujan.

Begitu masuk khutbah, hujan berhenti sehingga suasana kondusif. “Tidak bisa manusia mengatur itu. Dengan begitu Aksi Bela Islam itu ditolong Allah SWT, berkah,” ungkap Habib Rizieq.

Jutaan manusia hadir dan tidak ada kerusuhan, lanjut Habib Rizieq, ini bukan hanya yang pertama bagi Indonesia, tapi bagi dunia. Jumat 2 Desember adalah Jumat yang tertib karena satu tujuan.

Saat shalat, imam berdiri ke arah kiblat. Polisi menutup jalan dari Patung Kuda hingga Istana dan mungkin ada orang marah, tapi Habib Rizieq melihat Allah SWT yang menutup. Sebab itulah batas agar peserta tetap di belakang imam. Begitu melewati itu, peserta melewati imam dan shalat tidak sah. “Apa itu diatur polisi? Apa iya polisi berpikir begitu? Allah SWT yang menolong,” kata dia.

Tujuh juta orang lebih datang tanpa kekurangan air dan makan. Tidak ada yang tercecer pulang, sampai pemerintah akhirnya menyediakan 300 bus. “Yang kita evaluasi ini, jangan sampai banyaknya jumlah kita membuat kita sombong. Kita harus tetap bersyukur. Allah SWT berjanji yang bersyukur akan Allah tambah nikmatnya,” ungkap Habib Rizieq.

Populer